Menurut cerita, dan kita semua tahu, tidur adalah satu nikmat yang tidak boleh diceritakan kesedapannya. Pada suatu hari Thumamah melawat sebuah rumah kebajikan yang menempatkan orang-orang sakit jiwa di zaman pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Tiba-tiba dia ditegur oleh salah seorang penghuni di situ.
"Assalammualaikum tuan." Sapa penghuni itu.
"Waalaikummusalam." Jawab Thumamah.
"Tuan betulkah tidur itu merupakan suatu nikmat?" Tanya penghuni itu.
"Memang betul." Jawab Thumamah.
"Tapi bila orang tidur itu dapat merasakan nikmatnya?" Tanya penghuni itu.
Belum sempat Thumamah menjawab, Penghuni itu menjelaskannya dengan panjang lebar, bunyinya,
"Kalau tuan jawab setelah jaga tidur, itu bukan nikmatnya tidur, tapi nikmatnya jaga. Kalau tuan kata sebelum tidur, tidak kena juga. Sebab bagaimana mungkin sesuatu dapat dirasakan nikmatnya sebelum dikerjakan. Kalau tuan jawab ketika sedang tidur, lagi tidak kena. Sebab orang tidur tidak akan rasa apa-apa."
Thumamah mendengar dan menjawab, "Maklumlah orang gila." Terus beredar dari situ.
Wallahu A'lam.
"Assalammualaikum tuan." Sapa penghuni itu.
"Waalaikummusalam." Jawab Thumamah.
"Tuan betulkah tidur itu merupakan suatu nikmat?" Tanya penghuni itu.
"Memang betul." Jawab Thumamah.
"Tapi bila orang tidur itu dapat merasakan nikmatnya?" Tanya penghuni itu.
Belum sempat Thumamah menjawab, Penghuni itu menjelaskannya dengan panjang lebar, bunyinya,
"Kalau tuan jawab setelah jaga tidur, itu bukan nikmatnya tidur, tapi nikmatnya jaga. Kalau tuan kata sebelum tidur, tidak kena juga. Sebab bagaimana mungkin sesuatu dapat dirasakan nikmatnya sebelum dikerjakan. Kalau tuan jawab ketika sedang tidur, lagi tidak kena. Sebab orang tidur tidak akan rasa apa-apa."
Thumamah mendengar dan menjawab, "Maklumlah orang gila." Terus beredar dari situ.
Wallahu A'lam.
0 comments:
Catat Ulasan